Selasa, 16 Maret 2010

Realistis, perlukah ?

Dalam memaknai kehidupan ada kalanya tuntutan sikap realistis menjadi tonggak pemacu rasa percaya diri. Masih ingat pameo yang sering terlontar diantara percakapan  sehari-hari , " Realistis sajalah " . Menurut penelitian dari Sandra Murray dan John Holmes menyimpulkan bahwa bersikap realistis dalam hubungan  rumah tangga mungkin bukan pilihan yang bijaksana. Tapi jangan salah konteks ini  berhubungan dengan visualisasi dan harmonisasi kehidupan rumah tangga yang berlangsung dalam kurun waktu lama. Bayangkan bila Anda bersikap untuk tidak realistis , maka munculah harapan yang tinggi dan keinginan yang ingin selalu diraih dan mendorong rasa optimistis. Sebagaimana kita tahu setiap dari kita mendambakan yang ideal pada diri pasangannya lebih memungkinkan lagi untuk menerima kekurangannya dengan harapan suatu saat ia akan  berubah. Pada akhirnya sikap realistis akan membuat kita cenderung kritis pada kekekurangan pasangannya. Bagaimana dengan Anda ? Realistis memang perlu akan tetapi berfikir untuk sesekali tidak realistis lebih bijaksana , maka warnailah kehidupan anda dengan harapan dan optimistis yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda Disini :